Sejarah
Perkembangan Public Relations di Indonesia
Sejarah
perkembangan Public Relations di Indonesia secara konsepsional terjadi pada
tahun 1950-an. Kala itu berdiri organisasi HUMAS pertama kali di perusahaan
perminyakan negara ( Pertamina). Peranan divisi HUPMAS ( Hubungan Pemerintah
dan Masyarakat ) Pertamina ini sangat penting dalam upaya menjalin hubungan
komunikasi timbal balik dengan pihak klien, relasi bisnis, perusahaan
swasta/BUMN/Asing dan masyarakat.
Kemudian
pada tahun 1954, secara resmi HUMAS diterapkan pada jajaran kepolisian.
Dilanjutkan di berbagai instansi pemerintah dan perusahaan swasta pada tahun
1970-an.
Jika
dikaitkan dengan state of being, dan sesuai dengan method of communication,
maka istilah Humas dapat dipertanggung jawabkan. Tetapi, jika kegiatan yang
dilakukan oleh Kepala Hubungan Masyarakat itu, hanya mengadakan hubungan dengan
khalayak di luar organisasi, misalnya menyebarkan press release ke massa media,
mengundang wartawan untuk jumpa pers atau wisata pers, maka istilah hubungan
masyarakat tersebut tidaklah tepat apabila dimaksudkan sebagai terjemahan dari
public relations. ((Onong U, Effendy. 1993. Human Relations dan Public
Relationas. manda Maju.))
Bapak
Rosady Ruslan, SH, MM membagi perkembangan public relations di Indonesia dalam
4 periode ((Ruslan Rosady. 1998. Manajemen PR & Media Komunikasi. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.)) sebagai berikut :
secara resmi
pembentukan HUMAS di Indonesia lahir melalui Presidium Kabinet PM Juanda, yang
menginstruksikan agar setiap instansi pemerintah harus membentuk bagian/divisi
HUMAS. Dijelaskan pula garis besar tugas kehumasan dinas pemerintah adalah :
Tugas strategis yaitu ikut serta dalam proses pembuatan keputusan oleh pimpinan
hingga pelaksanaaannya. Dan tugas taktis yaitu memberikan informasi, motivasi,
pelaksanaaan komunikasi timbal balik dua arah supaya tercipta citra atas
lembaga/institusi yang diwakilinya.
2. Periode 2 (
Tahun 1967 – 1971 )
Pada
periode ini terbentuklah Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas). Tata kerja
badan ini antara lain ikut serta dalam berbagai kegiatan pemerintah dalam
pembangunan, khususnya di bidang penerangan dan kehumasan, serta melakukan
pembinaan dan pengembangan profesi kehumasan.
Tahun
1967, berdiri Koordinasi antar Humas Departemen/ Lembaga Negara yang disingkat
“Bakor” yang secara ex officio dipimpin oleh pimpinan pada setiap departemen.
Tahun
1970- 1971, Bakor diubah menjadi Bako-humas (Badan Koordinasi Kehumasan
Pemerintah ) yang diatur melalui SK Menpen No. 31/Kep/Menpen/tahun 1971. Yang
menjelaskan sebagai institusi formal dalam lingkungan Departemen Penerangan RI.
Bakohumas tersebut beranggotakan Humas departemen, Lembaga Negara serta unit
usaha negara/BUMN. Kerjasama antara Humas departemen/institusi tersebut
menitikberatkan pada pemantapan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dalam
operasi penerangan dan kehumasan.
3. Periode 3 (
Tahun 1972 – 1993 )
Periode
ini ditandai dengan munculnya Public Relations kalangan profesional pada
lembaga swasta umum. Dengan indikator sebagai berikut:
1.
Tanggal 15 desember 1972 didirikannya Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia
( Perhumas ) sebagai wadah profesi HUMAS oleh kalangan praktisi swasta dan
pemerintah. Seperti wardiman Djojonegoro ( mantan mendikbud), Marah Joenoes
(mantan kahupmas Pertamina), dll
pada
konvensi Nasional HUMAS di Bandung akhir tahun 1993 lahirlah Kode Etik
Kehumasan Indonesia ( KEKI ). Perhumas juga tercatat sebagai anggota
International Public Relations Association ( IPRA) dan ASEAN Public Relations
Organization (FAPRO).
2.
Tanggal 10 April 1987 di jakarta, terbentuklan suatu wadah profesi HUMAS
lainnya yang disebut dengan Asosiasi Perusahaan Public Relations ( APPRI ).
Tujuannya adalah sebuah wadah profesi berbentuk organisasi perusahaan –
perusahaaan public relations yang independen (konsultan jasa kehumasan ).
4. Periode 4 (
Tahun 1995 – sekarang )
Periode
ini Public Relations berkembang di kalangan swasta bidang profesional khusus (
spesialisasi PR/HUMAS bidang industri pelayanan jasa). Dengan indikator sebagai
berikut:
1.
Tanggal 27 November 1995 terbentuk Himpunan Humas Hotel Berbintang ( H-3).
Himpunan ini diperuntukkan sebagai wadah organisasi profesi HUMAS bidang jasa
perhotelan, berkaitan erat dengan organisasi PHRI ( Perhimpunan Hotel dan
Restoran di Indonesia).
2.
Tanggal 13 september 1996 diresmikannya Forum Komunikasi Antar Humas Perbankan
( FORKAMAS) oleh Gubernur BI Soedradjad Djiwandono. Forum ini resmi bagi para
pejabat HUMAS ( Public Relations Officer ), baik bank pemerintah ( HIMBARA),
swasta ( PERBANAS), dan asing yang beroperasi di bidang jasa perbankan di
Indonesia.
3.
Keluarnya SK BAPEPAM No.63/1996, tentang wajibnya pihak emiten (perusahaan yang
go public) di Pasar Bursa Efek Jakarta ( BEJ) dan Bursa Efek Surabaya memiliki
lembaga Corporate Secretary.
4.
Berdirinya PRSI ( Pulic Relations Society of Indonesia ) pada tanggal 11
november 2003 di Jakarta. ini menyerupai PRSA ( Public Relations Society of
Amerika), sebuah organisasi profesional yang bergengsi dan berpengaruh serta
mampu memberikan sertifikasi akreditasi PR Profesional (APR) di Amerika yang
diakui secara internasional.
PRSI
atau Masyarakat PR Indonesia (MAPRI) pertama kali dipimpin oleh August
Parengkuan seorang wartawan senior harian Kompas dan mantan ketua
Perhumas-Indonesia. Tujuan organisasi ini adalah meningkatkan kesadaran,
kepedulian, kebersamaan, pemberdayaan serta pastisipasi para anggotanya untuk
berkiprah sebagai PR professional dalam aktivitas secara nasional maupun
internasional
A. Humas Pemerintah
Humas
pemerintah pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian humas di indtitusi
pemerintahan dibentuk untukmempublikasikan atau mempromosikan
kebijakan-kebijakan mereka. Tugas pemerintah memang sangat berat, sebab
masyarakat yang dihadapi terdiri dari berbagai publik dengan kepentingan yang sangat
komplek pula. Hal ini memang tidak lepas dari “karakteristik” yang meletak
dalam setiap program/kegiatan pemerintah, antara lain sebagai berikut :
- Program pemerintah ditunjuk untuk masyarakat luas. Dengan berbagai latar belakang, karakter, ekonomi, pendidikan (intelejensi) yang beragam.
- Sering kali hasilnya abstrak, yang sulit dilihat dalam waktu dekat, bahkan dalam jangka yang panjang sekalipun, karena sifatnya yang integral dan berkesinambungan.
- Program pemerintah selalu mendapat controlling / pengawasan dari berbagai kalangan terutama pers, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan sebagainya.
Kebanyakan
humas pemerintah diarahkan untuk hubungan dengan media, masalah umum,
dokumentasi dan publikasi. Sementara itu, kegiatan-kegiatan yang biasanya
ditangani oleh humas antara lain adalah konferensi pers, membuat pers release,
press clipping, pameran-pameran, penerbitan media interen, mengorganisir
pertemuan dengan masyarakat, penerangan melalui berbagai media komunikasi bagi
masyarakat, mendokumentasi berbagai kegiatan instansi, mengorganisir
kunjungan-kunjungan para pejabat,menerima keluhan masyarakat/publik.
B. Humas Industri Dan Bisnis
Humas
industri dan bisnis telah diterima oleh perusahaan-perusahaanbesar. Humas
disana meupakan fungsi menejemen yang turut menentukan suksesnya operasi suatu
perusahaan. Humas dalam industri dan bisnis berkembang sering dengan masyarakat
terhadapp keputusan-keputusan yang dibuat oleh manajement terutana didalam
industri dan bisnis.Kesadaran masyarakat tentang pengaruh keputusan industri
dan bisnis terhadap hal-hal diatas dan masyarakat sebagai sasaran market
industri dan bisnis di sisi yang lain, menimbulkan kesadaran kalangan industri
dan bisnis untuk ikut memperhatikan danmelibatkan peranan masyarakat terhadap
keputusan mereka.
Masyarakat
dapat digunakan oleh industri untuk mempengaruhi legislative,pengesahan
undang-undang uatau peraturan, usaha-usaha lobi masyarakat, liputan pers,
komentar editorial, surat pembaca ataupun dalam usaha pemberitahuan kepada
cabang-cabang perusahaan. Beberapa penerapan humas dalam industri dan bisnis
meliputi ; hubungan dengan pelanggan dan peran humas terhadap marketing
yang pada akhirnya melahirkan peraturan marketing PR (MPR), hubungan
pemegang saham, hubungan dengan karyawan, hubungan dengan pers, bantuan untuk
merekrut pegawai baru, hubungan dengan komunitas, hubungan antar
perusahaan/organisasi lain, hubungan dengan pemerintahan (legeslatif dan
eksekutif.
C. Humas Sosial
Banyak
aktivitas humas yang menyangkut kesejahteraan umum terpisah dari implikasi-implikasi
komersial yang biasa. Berikut ini beberapa praktik humas dalam
organisasi-orgganisasi sosial, latar belakang, dan penerapan-penerapannya.
- 1. Humas Penegak Hukum
Termasuk
dalam hal ini humas yang berada dalam kepolisian. Penegak hukum perlu
mendengarkan dan tanggap terhadap kepentingan umum supaya mereka dapat membantu
masyarakat dengan baik.
- 2. Humas Organisasi Keagamaan
Organisasi-organisasi
keagamaan sekarang mulai menyadari pentingnya media masa untuk mencapai para
jamaah dari mempropagandakan doktrin-doktrin mereka.
- 3. Humas Provesi
Profesi
kedokteran, profesi pengacara, profesi wartawan, profesi artis dan sebagainya,
juga tidak kalah dalam menggunakan pendekatan humas untuk berkomunikasi dengan
masyarakat.
- 4. Humas Organisasi Sukarela
Ada
banyak organisasi sukarela, puluhan, ratusan, bahkan mungkin ribuan, dan
kebanyakan mereka membutuhkan dana terus menerus. Sehingga dapat dikatakan
pencarian dana merupakan tujuan pokok dari organisasi ini, dana ini nantinya
untuk membiayai kerja sosial, kesejahteraan masyarakat, dan hal-hal lainnya.
Menerbitkan majalah internal, surat edaran, selebaran-selebaran, publikasi, kop
surat, dan sebagainya. Citra organisasi sosial sangat penting bagi kesuksesan
baik dalam menarik dana bantuan ataupun menjamin kerjasama dari para pekerja
sukarela. Disitulah perlunya organisasi sukarela memerlukan nasehat ahli humas
dan menggunakan pendekatan kehumasan.
D. Humas Organisasi Internasional
Lahirnya
humas internasional disebabkan oleh adanya perubahan sangat cepat di dalam
segala bidang, misalnya perkembangan bidang pariwisata, bidang komunikasi,
transportasi, tukar menukar dibidang pendidikan seperti pertukaran dosen dan
mahasiswa, timbulnya masalah internasional, dalam bidang ekonomi, politik dan
sebagainya. Petugas humas akan di rekrut dari berbagai negara untuk menghindari
bias. Media yang biasa digunakan adalah pers, film, konferensi, study group,
dan sebagainya. Jelas bahwa aktivitas humas tidak dapat dibatasi oleh
batasan-batasan Negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar